Berkembangnya kekurangan gizi bagi pertumbuhan anak, disebabkan kekurangan asupan gizi pada anak, inilah yang akan menjadi gangguan gejalanya Stunting, (14/11/2023).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, mengadakan pertemuan dan pembentukaan jejaring layak hamil pemeriksaan kehamilan (Anak) dan Stunting. Dilaksanakan di M One Hotel Bogor.
Dalam acara itu Kasie Kesga dan Gizi Masyarakat Wayan Sri Agustini mewakili dari Dinkes , bersama, para dokter Puskemas, dan para Ibu PKK Kabupaten Bogor.
Wayan sapaan akrabnya dari Kasie Gizi mengurailan, terkait persoalan Stunting. Ia mengatakan belakangan ini, stunting sedang hangat diperbincangkan banyak orang, khususnya para ibu.
Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.
Jumlah penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 terus menurun. Tetapi langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, apa sajakah caranya? Simak selengkapnya berikut ini.
Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, memerlukan tindakan yang relatif ampuh dilakukan, untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.
Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan, agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi ,maupun suplemen atas anjuran dokter.
Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata, berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.
Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif, selama enam bulan kepada sang buah hati.
Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat ,ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI.
Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih, bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI.
Untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau, penambahan nutrisi ke dalam makanan.
Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
Terus memantau tumbuh kembang anak, orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak.
Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
Selalu jaga kebersihan lingkungan. Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor.
Semoga informasi ini membantu para ibu mencegah stunting, dan meningkatkan kualitas kesehatan anak.
Seperti hal para pasangan calon pengantin (Cantin). Yang perlu diketahui oleh Cantin adalah:
1. Cantin dating ke layankes bersama calon pasangannya / keduanya diberikan layanan,.
2. Hasil pemeriksaan kesehatan menjaga privasi catin (diberikan kepada masing-masing catin perempuan dan laki laki.)
3. hasil pemeriksaan Tidak Membatalkan Pernikahan.
4. Surat keterangan pemeriksaan kesehatan catin yang dilaporkan ke KUA/kantor catatan sipil/lembaga agama, tidak mencantumkan hasil pemeriksaan kesehatan.
Saidi Hartono.