Budaya Mandailing Paling Unik Abadi Turun Temurun Kabupaten Mandailing Natal, (11/8/2023).
Kebudayaan ini memiliki salah satu tradisi unik yang telah lama dilestarikan oleh masyarakat Mandailing Natal dan juga merupakan kebiasaan masyarakat Mandailing bila musim panen padi tiba.
“Marsalapari” itulah budaya atau tradisi Mandailing yang didalamnya mengandung aspek gotong royong tolong menolong dan selalu abadi dari generasi ke generasi berikutnya
Dilansir dari laman resmi kebudayaan.kemdikbud.go.id, Marsalapari merupakan salah satu tradisi yang ada di masyarakat Mandailing.
Tradisi ini adalah budaya masyarakat lokal dalam pengelolaan sawah mereka.
Tradisi ini diisi dengan kegiatan tolong menolong dan gotong royong, yang sudah ada sejak jaman dulu dan masih dijaga oleh masyarakat Mandailing hingga kini.
Masyarakat Mandailing secara sukarela dengan rasa gembira saling tolong menolong dan membantu saudara mereka yang membutuhkan bantuan, yang biasanya dilakukan di sawah dengan sukarela secara bergantian.
Tradisi Marsalapari ini biasanya dilaksanakan pada saat marsuan eme (menanam padi) dan saat manyabi (memanen padi). Tradisi ini bisa dilakukan antar saudara, kerabat, teman, maupun tetangga.
Selain itu, Tradisi Marsalapari bisa diikuti oleh laki-laki maupun perempuan, muda maupun tua. Tentunya tradisi ini mereka lakukan secara suka rela atas kesadaran sosial yang mereka yakini masing-masing.
Meski dilakukan secara sukarela, Tradisi Marsalapari ini dilakukan secara bergantian sebagai imbalan atas bantuan dari kerabat atau tetangga yang sudah membantu mereka dalam mengelola sawah.
Contohnya, apabila penggarapan sawah di tempat salah seorang masyarakat Mandailing sudah selesai, maka orang tersebut akan ikut membantu ke tempat orang yang sudah membantunya tadi, dan begitu seterusnya.
Sehingga apabila ada 4 keluarga yang berpartisipasi, maka ke 4 keluarga tersebut harus saling membantu secara bergantian.
Tradisi Marsalapari ini bukanlah sekedar aktivitas, dalam melakukan gotong royong semata, namun tradisi ini mencerminkan nilai-nilai budaya masyarakat Mandailing.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya esensi kasih sayang (holong) dan persatuan (domu) yang hidup dalam khazanah budaya masyarakat Mandailing selama ini.
Kasih sayang dan persatuan (holong dan domu), pada masyarakat Mandailing merupakan implementasi dari adat Dalian Na Tolu.
Sistem sosial dari Dalian Na Tolu tersebut lah yang menggiring masyarakat Mandailing untuk senantiasa memiliki rasa saling membantu dan bekerjasama dalam menyelesaikan suatu persoalan yang menyangkut kehidupan bersama.(Jambak)